Fase adalah besaran zat
yang mempunyai struktur fisika dan komposisi kima yang homogen.
Struktur fisika dikatakan homogen apabila terdiri dari
gas saja, cair saja, atau padat saja. Sistem dapat terdiri dari dua fase seperti cair dan
gas. Komposisi kimianya dikatakan homogen apabila zat terdiri satu bahan kimia yang
dapat berbentuk, padat, cair atau gas atau campuran dari dua atau tiga bentuk itu.
Campuran gas seperti udara atmosfer dianggap senyawa tunggal. Zat murni memiliki
komposisi yang seragam dan tidak berubah.
Zat murni dapat berada dalam beberapa fase:
1. Fase padat biasa dikenal dengan es
2. Fase cair
3. Fase Uap
4. Campuran kesetimbangan fase cair dan uap
5. Campuran kesetimbangan fase padat dan cair
6. Campuran kesetimbangan fase padat dan uap
Benda pada
umumnya memiliki 3 fase yaitu:
a.
Fase Padat
hubungan spasial tetap. Letak molekul sangat berdekatan dan teratur, gaya
tarik
antarmolekul sangat kuat sehingga gerakan molekul tidak bebas. Gerakan
molekul zat padat
hanya terbatas bergetar(vibrasi) dan berputar(rotasi)
di tempat saja. Molekul-molekulnya
tidak mudah dipisahkan sehingga bentuknya
selalu tetap.
b.
Fase Cair
tidak ada
hubungan spasial yang tetap. Gerakan molekul cukup bebas, bentuknya mudah
berubah tetapi volumenya tetap. Molekul zat cair dapat
berpindah tempat tetapi tidak
mudah meninggalkan kelompoknya karena masih terdapat gaya tarik menarik.
C. Fase Gas
mempengaruhi gerakannya.
Bergerak sangat bebas karena gaya tarik menarik antarmolekul
hampir tidak ada.
Volume dan bentuknya mudah berubah. Zat gas dapat mengisi seluruh
ruangan yang
ada.
Fase-fase
suatu zat(padat, cair, gas) dapat terbentuk pada temperatur dan tekanan
tertentu
yang tak dapat saling berubah yang dapat menunjukkan kesetimbangan
fase zat-zat tersebut
Perubahan
fase/transisi fase adalah perubahan wujud zat dari
satu fase ke fase yang lain. Suhu/temperatur zat selama proses transisi fase
ini adalah tetap dan suhu ini dinamakan suhu transisi. Perubahan
Fase merupakan efek dari adanya salah satu sifat fisika zat, yaitu wujud. Sifat
fisika zat sendiri ialah sifat yang dapat diamati secara
langsung tanpa mengubah susunan zat, misalnya wujud, warna, kelarutan, daya
hantar listrik, dan kemagnetan, titik lebur dan titik didih.
Secara
harfiah, perubahan fasa terjadi saat sebuah zat berubah dari satu wujud ke
wujud yang lain. Misalnya dari gas ke cair, cair ke padat, padat ke gas, dan
sebaliknya. Setiap proses melibatkan panas, baik panas itu dilepas oleh zat
ataupun diterima oleh zat, tapi tidak melibatkan perubahan temperatur.Adapun
faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan fase, yaitu :
Zat dapat berada dalam tiga wujud, yaitu padat, cair,
dan gas. Pada saat terjadi perubahan wujud, misalnya dari padat menjadi cair
atau dari cair menjadi gas, selalu disertai dengan pelepasan atau penyerapan
kalor. Akan tetapi perubahan wujud tidak disertai dengan perubahan suhu.
Perubahan fase zat (benda) dapat dijelaskan melaui diagram berikut :
a. Mencair dan Membeku
Air (H2 O)
dalam fase padat bentuk dan volumenya tidak berubah. Air dalam fase padat
disebut es. Jika es dinaikkan temperaturnya, es mulai mencair dan
akhirnya es berubah menjadi air semuanya. Dalam perubahan fase dari fase padat
ke fase cair temperatur zat tetap dan disebut sebagai titik lebur. Kalor yang
terlibat dalam perubahan fase ini disebut kalor laten, dalam hal ini disebut
kalor lebur. Sedangkan proses perubahan fase padat ke fase cair disebut mencair.Contoh
peristiwa mencair pada saat batu es dimasukkan ke dalam air dan didiamkan
beberapa saat.
Sedangkan pada proses
perubahan fase cair ke fase padat dikenal titik beku dan kalor yang terlibat di
dalamnya disebut sebagai kalor pembekuan. Proses perubahan fase cair ke fase padat
disebut membeku. Contoh peristiwa membeku pada saat air dimasukkan ke
dalam freezer lemari es.
Grafik berikut adalah grafik proses meleburnya es
dari temperatur -50C hingga temperaturnya 00C. Kemudian
pada temperatur 00C, es dipanaskan atau diberikan kalor, dan
ternyata temperatur es tidak mengalami perubahan, tetapi es berubah wujud
menjadi air.
Hasil percobaan para ilmuan
menunjukkan bahwa kalor lebur sama dengan kalor beku. Jadi kalor suatu zat
didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat untuk
melebur seluruhnya pada titik leburnya. Jika suatu zat massanya m gram, untuk
melebur seluruhnya dbutuhkan kalor sebesar Q joule. Berdasarkan definisi ini,
kalor lebur zat (L) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
Q = Kalor (Joule)
L = Kalor Lebur zat (Joule/kg)
m = massa
zat
b. Menguap dan Mengembun
Menguap merupakan perubahan wujud zat dari cair
menjadi gas. Air di permukaan laut dan permukaan bumi menguap karena pengaruh
pemanasan oleh sinar matahari. Setelah uap mencapai keadaan jenuh di udara, akan
terjadi proses pengembunan, dan akan turun kembali ke bumi menjadi hujan.
Air (H2 O)
dalam fase cair disebut air. Air volumenya tetap tetapi bentuknya berubah-ubah
sesuai dengan wadahnya. Jika air dinaikkan temperaturnya, maka air mulai
mendidih dan berubah sifatnya menjadi uap air (H2 O). Dalam perubahan
fase dari fase cair ke fase gas temperatur zat tetap dan disebut sebagai titik
uap. Kalor yang terlibat dalam perubahan faseini disebut kalor laten, dalam hal
ini disebut kalor penguapan. Sedangkan proses perubahan fase cair ke fase gas
disebut menguap. Contoh penguapan ialah ketika air dipanaskan di atas api
maka lama kelamaan air akan menjadi uap (gas) atau titik-titik air.
Kebalikan dari proses penguapan disebut pengembunan.
Pada proses pengembunan terjadi pembebasan kalor. Besarnya kalor yang
dibebaskan oleh suatu zat ketika ketika terjadi pengembunan disebut kalor laten
pengembunan atau kalor embun. Proses perubahan fase
gas ke fase cair disebut mengembun.Contoh dari peristiwa
mengembun ialah ketika menuangkan air dingin ke gelas beling, maka di permukaan
luar gelas akan muncul uap karena ada perbedaan suhu.
c. Mengkristal dan Menyublim
Jika kondisi alam memungkinkan, maka fase gas
dapat berubah langsung ke fase padat atau sebaliknya. Perubahan dari fase
gas ke fase padat disebut mengkristal.
Dalam peristiwa menyublim dikenal titik sublimasi dan kalor yang terlibat di
dalamnya disebut kalor sublimasi. Sedangkan perubahan dari fase padat ke fase gas
disebut melenyap (ada orang yang menyebut menyublim). Contoh peristiwa menyublim atau melenyap terjadi pada
pengharum ruangan atupun kamper. Dalam peristiwa melenyap
dikenal titik lenyap (ada orang yang menyebut titik sublimasi) dan kalor yang
terlibat di dalamnya disebut kalor pelenyapan (ada orang yang menyebut kalor
sublimasi).
Dari
uraian tersebut di atas dikenal temperatur tetap pada perubahan fase zat,
yaitu:
1. titik embun = titik uap
2. titk lebur = titik beku
dan
3. titik sublimasi = titik
lenyap.
Dari
uraian tersebut di atas juga dikenal istilah kalor laten, yaitu kalor yang
diperlukan atau dilepaskan pada saat perubahan fase zat. Kalor laten tersebut
adalah:
1. kalor pengembunan = kalor
penguapan
2. kalor lebur = kalor
beku dan
3.
kalor sublimasi = kalor pelenyapan.
Berikut
tabel kalor (lebur dan uap) dan titik (lebur dan didih) untuk beberapa jenis
zat :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar