Blog ini dibangun untuk memenuhi salah satu proyek mata kuliah Termodinamika dengan dosen pengampu Bapak Apit Fathurohman, S.Pd., M.Si

Sabtu, 02 Mei 2015

PEMBAKARAN BATUBARA

Batubara merupakan bahan baku utama pembangkit listrik tenaga uap. Batubara menyimpan energi di dalamnya secara kimia melalui ikatan-ikatan kimia antara karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Batubara tidak memiliki struktur kimia yang baku, karena ia merupakan campuran dari beberapa ikatan hidrokarbon yang kompleks. Ikatan-ikatan hidrokarbon inilah yang menyimpan energi, yang apabila terputus melalui proses pembakaran, akan menghasilkan energi panas yang untuk selanjutnya dipergunakan panasnya di boiler untuk memanaskan air.
Dan berikut adalah reaksi kimia yang terjadi saat batubara dibakar:
C + O2 => CO2
C + 0,5O2 => CO
H2 + 0,5O2 => H2O
S + O2 => SO2
Dapat kita lihat pada reaksi kimia di atas bahwa hasil pembakaran dari batubara yaitu berupa CO2, CO, H2O, dan SO2. Ada satu lagu bahan polutan yang dihasilkan yaitu NOx. Untuk mencegah terbentuknya CO, maka proses pembakaran di atur oleh jumlah udara yang masuk ke proses pembakaran. Semakin tepat jumlah udara yang dimasukkan, maka akan semakin sempurna proses pembakaran batubara tersebut. Disini diperlukan perhitungan perbandingan udara-bahan bakar yang tepat (air-fuel ratio). Namun untuk lebih tepat menghasilkan pembakaran yang sempurna, PLTU menggunakan excess air. Excees air adalah udara lebih yang dikontrol jumlahnya di akhir proses pembakaran, sehingga apabila jumlahnya cukup besar itu artinya adalah semakin sempurna proses pembakaran yang terjadi. Umumnya excess air disetting di angka sekitar 4-5% udara dalam berat.
Selain bahan-bahan di atas, dihasilkan juga sebagai bahan pencemar antara lain abu hasil pembakaran (fly ash) dan kerak hasil pembakaran (bottom ash). Bahan-bahan tersebut termasuk limbah beracun yang pengelolaannya harus secara hati-hati. Selain itu juga fly ash juga masih bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen. Fly ash yang keluar dari boiler ditangkap menggunakan suatu alat bernama Electrostatic Precipitators agar tidak langsung dibuang menuju chimney atau cerobong asap. Sedangkan untuk polutan lain seperti SO2, digunakan suatu sistem bernama Flue Gas Desulphurization.
sumber : artikel-teknologi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar