Blog ini dibangun untuk memenuhi salah satu proyek mata kuliah Termodinamika dengan dosen pengampu Bapak Apit Fathurohman, S.Pd., M.Si

Sabtu, 02 Mei 2015

PROSES PEMBAKARAN

Secara teoritis, pembakaran dapat diartikan sebagai reaksi kimia berantai antara oksigen dengan elemen yang mudah terbakar (combustible element). Proses pembakaran digunakan pada berbagai kebutuhan manusia. Rekayasa konversi energi memanfaatkan proses pembakaran untuk pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari proses pembakaran, dibutuhkan proses pembakaran yang sempurna. Syarat-syarat agar dapat terjadi pembakaran sempurna yaitu:
1. Kuantitas udara (oksigen) yang disupply ke bahan bakar cukup.
2. Oksigen dan bahan bakar benar-benar tercampur.
3. Campuran bahanbakar-udara terjaga di atas temperatur pengapiannya.
4. Volume furnace cukup luas sehingga memberikan waktu yang cukup bagi campuran bahanbakar-udara untuk terbakar sempurna.
Bahan bakar yang bermacam-macam, memiliki spesifikasi campuran dengan udara yang berbeda pula. Jumlah udara yang dibutuhkan secara ideal pada setiap bahan bakar ditunjukkan oleh tabel di bawah ini.
Jumlah Udara yang Dibutuhkan Pada Tiap-tiap Bahan Bakar
20111115-060243 AM.jpg
Pada kondisi ideal, proses pembakaran dapat terjadi apabila jumlah bahan bakar dan udara pada proporsi tertentu, yang berdasarkan prinsip kimia (stoikiometrik). Namun kenyataan yang terjadi adalah, campuran bahan bakar dengan udara di dalam furnace (ruang bakar) sangat mustahil untuk mencapai kondisi sempurna. Untuk itulah dibutuhkan adanya excess air yang disupply ke dalam proses pembakaran untuk memastikan terjadinya pembakaran yang sempurna. Jumlah dari excess air tergantung dari bahan bakar yang digunakan pada proses pembakaran. Excess air yang dibutuhkan pada proses pembakaran batubara.
Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran dari bahan bakar, dapat terjadi jika syarat-syarat kimia berikut tercapai:
  • Terjadi kombinasi yang sempurna antara dua atau lebih reaktan berdasarkan rasio stoikiometrik.
  • Massa elemen reaktan harus sama dengan massa hasil reaksi (hukum kekekalan massa)
  • Senyawa kimia terbentuk dari elemen-elemen kombinasi dengan hubungan massa yang tetap.
  • Formasi dari senyawa yang menghasilkan panas (reaksi eksotermik) ataupun yang membutuhkan panas (reaksi endotermik), berdasarkan atas perubahan energi bebas dari reaksi.
Tabel berikut menjelaskan bentuk reaksi kimia pada berbagai jenis bahan bakar.
20111115-064749 AM.jpg
sumber : artikel-teknologi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar